Saturday, December 15, 2007

hari ini...

mengapa hari ini teringat lagi..?
padahal segala halnya telah berakhir...
memang saya akui ini sulit
tapi ya sudahlah...tolong ya Rabb tunjukkan keputusanMu
dekatkan padaku yang memang baik bagiku
jauhkan yang tidak baik bagiku

Friday, October 19, 2007

PILIHANKU....

Siang ini, ku bercengkrama dengan awan tentang mimpi - mimpiku
Namamu pun tak lupa kusebut sebagai bagian dari mimpi - mimpi hidupku di masa depan
Sang awan pun tersenyum, ia pun kemudian bercerita tentang hidup dan elegi di dalamnya
sebuah hasrat memendam rindu akan lahirnya keinsyafan dan kembalinya kesadaran
nampak sang awan menyembunyikan tetes- tetes air hujan di mata kelabunya yang menerawang melihatku
sendu
Aku tahu, ada mimpi tak terucap disana
dan aku tahu, ada mimpi yang harus kulupakan disini termasuk mimi bersamamu


Malam ini, sisa - sisa ingatan percakapan dengan sang awan masih kuputar ulang dalam memoriku
mencoba mengarifi dan mencari celah siapa tahu aku bisa memasukkan kembali namamu dalam mimpi - mimpiku
hingga kusadari, semua mimpi tentangmu harus menemui akhir penghabisan

dengan tegar, kubicara pada awan yang masih menaungiku bahwa tak apa aku melepaskanmu dari bagian mimpiku
sakit memang
mencabuti akar - akar mimpi yang telah menancap keras di hatiku
namun inilah kenyataan

aku pun tak bisa menyalahkan angin yang telah meniupkan kita, aku dan awan, ke samudera kebingungan dan ketidakpastian ini
watak sang angin memang egois, tapi inilah konsekuensi logis menyerahkan nakhoda kapal kepadanya
kini
kita hendak membuat perahu sendiri
melepaskan diri dari jerat ketergantungan dengan sang angin
dan ternyata mimpiku tentangmu adalah harga yang harus di bayar untuk perahu itu

kini, hanya doaku untukmu mengalun rela disini
hiduplah di seberang mimpiku dengan kedamaian
Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu *


*dari puisi hujan bulan juni nya sapardi djoko damono

Sunday, September 02, 2007

Aku dan Keputusan - keputusanku

kembali dihadapkan pada dilema. baik..kondisinya memang menjepit. aku baru pulang dari kerja praktek, tanggal 1 september. kepulanganku disambut banyak tugas
1. bikin paper elektronika daya tentang hvdc
2. tugas mata kuliah perancangan yang harus membuat topik TA beserta batasannya
3. tugas mata kuliah teknik tegangan tinggi yang akan diserahkan senin tanggal 3 september.

hal ini diikuti pula oleh masalah
1. nilai ANUM belum keluar...dapet B, tapi ada kesalahan penulisan di DNA
2. ada yang aneh di jumlah sks lulus. saya menghitung bahwa saya telah lulus 107 sks, akan tetapi di tanskrip ditulis 103 sks..makanya mau menghadap ketua prodi dunno why
3. akibat dari di atas, saya tidak bisa mengambil TA 1, sehingga lulus kemungkinan maret 2009
4. mata kuliah PKIT bermasalah. kelas penuh sedangkan saya udah bolos 2 minggu. saya tidak tahu saya dapet jadwal seperti apa, saya harap senin (pas perwalian diwakilkan). kalo nggak apa boleh buat harus lobi ke dosen
5. PKN PPSDMS...ga ikut yaa keluar itu konsekuensinya.

so..
plan saya
"kerjakan tugas semaksimal mungkin. selesaikan masalah akademik secepat mungkin. apabila selasa tidak selesai..apa boleh buat. keluar ppsdms"

saya tidak ingin menyesal dalam pembuatan keputusan - keputusan saya. saya pikir inilah win - win solution. konsekuensi dan akibatnya siap ku tanggung...insyaallah!

Friday, August 17, 2007

demi menjaga keteraturan posting, maka dengan ini saya menyatakan bahwa segala sesuatu yang bermakna ebih akan dipindahkan ke http://mrfajarsyah.wordpress.com

yah..paling yang ada di sini hanya kumpulan syair saja kelak

Mengejawantahkan Nation and Character Building Melalui Pendidikan

Habiburrohman Fajarsyah

“Nation and Character Building”, doktrin inilah yang didengung – dengungkan Founding Father kita, Soekarno. Doktrin ini bukan sekedar orasi populis, namun beranjak dari kefahaman mendasar akan problem utama pasca kemerdekaan. Tak bisa dipungkiri, sebagai bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan nuansa kedaerahan yang kental, bangsa Indonesia membutuhkan kesamaan pandangan tentang bangsa dan karakter yang holistic sebagai bangsa. Hal ini amat fundamental sebab menyangkut kesamaan gerak, pandangan, dan pemahaman sebagai sebuah bangsa, bukan cluster – cluster kedaerahan.

Doktrin ini belum terlaksana dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari kencangnya aroma kepentingan pribadi dan golongan diatas kepentingan Negara di setiap aspek kehidupan. Contohnya di Papua, hukum Negara pun kalah oleh hukum adat misalnya dalam aspek kepemilikan tanah. Artinya hukum kita belum legitimate di seantero bangsa ini. Lantas, mau dibawa kemanakah bangsa ini ?. hal ini adalah persoalan yang krusial dan harus segera dicari solusinya sehingga bangsa ini tidak digerogoti penyakit dari dalam dirinya lebih akut lagi.

Selama ini pula pendidikan dipandang sebagai wahana yang tepat dalam pengejawantahan doktrin Nation and Character building. Namun, selama itu pula pendidikan kita berputar – putar tanpa arah yang jelas, gonta – ganti kurikulum dan metode, namun tidak mensolusikan hal yang esensi dan fundamental, Sinergi sebagai sebuah bangsa.

Ada beberapa hal yang ditengarai sebagai masalah yang dihadapi pendidikan kita dalam pelaksanaannya sebagai sebuah wahana nation and character building. Masalah yang paling erat kaitannya dengan pembentukan karakter bangsa adalah adanya antagonism media massa terhadap nilai – nilai pendidikan sendiri. Yang paling terlihat saat ini adalah bagaimana hembusan angin konsumerisme dan gaya hidup hedonis yang ditiupkan media massa seperti televise dan majalah – majalah yang lebih banyak dianut generasi bangsa ini daripada nilai – nilai produktivitas yang digawangi oleh institusi pendidikan. Hal ini menunjukkan betapa lemahnya kedudukan institusi pendidikan dalam membangun karakter rakyat apalagi bila berbicara dalam tataran kebangsaan.

Selain itu, hilangnya model – model pribadi pendidik di kalangan guru dan pemimpin kita pun turut berkontribusi pula dalam kegagalan pendidikan dalam menjalankan fungsinya sebagai wahana pembangunan karakter. Pada akhirnya rakyat kehilangan role model yang memadukan unsure – unsure kebaikan dalam kehidupan berbangsa. Hal ini menjadikan pendidikan terlokalisir di sekolah dan institusi pendidikan, tidak di seluruh aspek kehidupan, itupun dengan keberjalanan yang sedemikian kakunya.

3 aspek ejawantah

Maka dari itu, penting rasanya untuk menggagas kembali pengejawantahan pendidikan kita sebagai wahana nation and character building. Pengejawantahan tersebut haruslah sesuai dengan karakteristik bangsa Indonesia sehingga mampu membenahi karakter yang sudah ada dan memberinya warna baru. Karakter bangsa Indonesia yang paling menonjol adalah hubungan interpersonal yang baik antara sesame warga negaranya. Karakteristik ini kurang terbangun dan terberdayakan di pendidikan kita yang cenderung menggunakan system yang kaku dan rigid. Hal ini tentunya mengakibatkan keberjalanannya pun menjadi hambar. Kekurangan hal ini pulalah yang mengakibatkan sering pula terjadi tawuran antarsekolah, sebab para siswa tidak merasa bahwa sekolah adalah rumah keduanya karena hambarnya hubungan interpersonal antara pendidik dan peserta didiknya.

Kemudian, satu aspek penting dalam revitalisasi ejawantah pendidikan sebagai wahana pembangunan bangsa dan pembentukan karakternya adalah keselarasannya dengan potensi bangsa sendiri. Hal ini adalah hal esensial sebab memuat pengetahuan dasar dalam wawasan kewilayahan bangsa. Ini adalah hal yang mutlak harus terintegrasi sehingga potensi bangsa bisa terberdayakan dan pembangunan bangsa berjalan ke arah takdir bangsa tersebut. Mustahil kita membangun bangsa yang kita sendiri pun tidak tahu potensinya secara geografis. Contohnya, bangsa jepang, secara geografis mereka tidak memiliki kekayaan alam yang melimpah, maka pemerintah mengarahkan pendidikannya kea rah industry dan teknologi rekayasa. Dan takdir jepang pun menemui momennya. Indonesia pun mampu seperti itu, lihatlah kekayaan alam yang melimpah ini membutuhkan otak – otak kreatif untuk mengelola dan mengeksplorasinya. Maka sudah selayaknya pendidikan kita ke arah sana.

Satu aspek terakhir dalam pengejawantahan pendidikan sebagai wahana character and nation building adalah pendidikan yang murah. Hal ini dimaksudkan agar pendidikan dapat dinikmati seluruh elemen bangsa sehingga kader – kader bangsa yang cakap tidak terbunuh. Ketika berbicara tentang pendidikan murah – apalagi gratis – sepintas hanya terasa seperti bermimpi. Namun apabila komitmen pemerintah kuat untuk mewujudkannya, pastinya hal ini bukan mustahil terlaksana.

Adapun tentang system pendidikannya, bisa mengambil contoh dari banyak Negara, misalnya Finlandia. Pendidikan Finlandia adalah yang terbaik di dunia, mampu mencerdaskan peserta didiknya bahkan ke penyandang keterbelakangan mental sekalipun. Dan apabila dicermati, rahasia pendidikan Finlandia adalah perhatian yang lebih kepada aspek personal perserta didik dibandingkan dengan mengutak – atik system pendidikan. Maka, sudah saatnya pendidikan ini diselaraskan dengan kepribadian bangsa Indonesia, sehingga mampu membentuk dan memperbaiki karakter bangsa.

Wednesday, August 15, 2007

I'm Stuck
in a moment I remember u
and all misunderstanding around us

somehow I remember u
the pain I felt coz u
realizing how pity u are
but I'm sure u're tough enough to walk on this path

I just want to ask forgiveness
for all misunderstanding
I understand what u feel
but
please, it is not right time...

just walk right now
coz between us
there is a destiny
let it chooses the best for us
becoz there is goodness beyond it

now, I just say to the destiny
I want to come home soon...

Tuesday, August 14, 2007

why it is getting harder to catch a breathe ?
is it too painful ?
or am I a coward to face like this ?
a coward that often wondering when it would face an end

I don't want to be a coward
but I expect you act like a man
claim your mistakes
ask for forgiveness
such an ease for me
but why it is really hard for you?

seorang lelaki tidak hanya dilihat dari kerasnya ia bersikap
maupun betapa keukeuhnya ia dalam mempertahankan argumennya
tidak pula terlihat banyaknya penghormat-penjilat yang ada disekitarnya
tapi kelelakian seseorang pun dilihat dari kelembutannya dalam sikapnya
keterbukaan dan sikap dialogisnya dalam berargumen
serta ketegasannya pada garis kebenaran bukan kepentingan

aku manusia
rindu perbaikan dan kebaikan

Friday, July 20, 2007

homeless


feeling homeless in my house
feeling lonely in my family
suffering hate
resurrecting anger
that's what I know
by being a homeless in my house

home isn't building
home is somewhere my family, our family, should be in gathering together
fulfilling heart with love
hugging soul with security
telling the story of the world with faith
nothing disbelieve
nor betrayal
cos home is the place that every human soul looking for
the place that makes us complete

that's why I feel homeless
I have lost a home for my self, my mind, my heart, and my soul
I need love erasing hate in my heart
a hate to betrayal
a hate for losing sense of belonging to this family
a hate to LIE
a hate causing a pain of losing something which would've been one thing
that made me complete
made us complete
made this family complete

that feel ended in sacrificing
a sacrifice of a man's need, my need
need of a role model that teach how to maintain a family
maintaining bond of love in the family
need of a lesson how to trust, care, respect, and protect somebody
in a love frame
need of taking and giving love
loving and being loved
because at the end
the thing that really matter...is love

but there must be a pay from a sacrifice
a pay comes from my hope
hope comes from the way how I understand the pain of losing a home
a hope to create my own family, my own home
home that isn't big one
but warm one
that isn't costly
but softly
home that full of trust, love, faith, and empathy
home that can be a 'home' for the soul of the family
then
everything will seem perfect
-----------------------------------------------------19 juli 2007, kala mendengar berita itu--

Honestly, this was written when I hear something, and when I read this, I feel Scared. Scared with myself.how could I write this all? was it 'something' in myself exploding a mix of hate, anger, cry, hope, and all other miscellaneous things from my heart and mind?was it me with some stuff of algorithm from logical mind?but there are about feeling, irrational thing that rationalize the way human act.actually, I don't know.but surely,my heart felt comfort when I finished it.....